MAKALAH
HUJAN ASAM DAN PENIPISAN LAPISAN OZON
OLEH :
GUSTI MUHAMMAD HAMBALI
POLETEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D-III
TAHUN 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke
Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul "HUJAN ASAM
DAN PENIPISAN LAPISAN OZON" tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Pontianak, 25 November 2011
Penulis
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Pontianak, 25 November 2011
Penulis
I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………..i
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
A.
Latar Belakang…………………………………………………………………………..1
B.
Tujuan…………………………………………………………………………………...2
Bab II Pembahasan
A.
Pengertian Hujan Asam………………………………………………………………3
1)
Sumber…………………………………………………………………………….4
2) Beberapa
Penyebab Hujan Asam…………………………………………………8
3)
Dampak Hujan Asam Pada
Lingkungan Abiotik………………………………...9
B.
Pengertian Ozon………………………………………………………………………..10
1)
Proses Terjadinya Penipisan
Lapisan Ozon……………………………………….10
2)
Masalah Penipisan Ozon…………………………………………………………..11
3)
Lubang Ozon……………………………………………………………………….12
4)
Pengaruh Penipisan Ozon………………………………………………………….12
Bab III Penutup
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………………..14
Daftar
Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan hidup merupakan
lingkungan dimana manusia tinggal dan menjaga kelangsungan hidupnya. Antara
manusia dengan lingkungan hidupnya selalu terjadi interaksi timbal balik.
Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan manusia dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Hanya dalam lingkungan hidup yang optimal, manusia dapat
berkembang dengan baik, dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan akan
berkembang ke arah yang optimal. Penerapan IPTEK dan dampaknya telah menjadi
wacana yang luas dan menimbulkan isu lingkungan yang meluas. Isu lingkungan
global timbul akibat perubahan kondisi lingkungan yang bersifat global. Sebagai
contoh, isu lingkungan yang sifatnya global adalah hujan asam, penipisan
lapisan ozon, kenaikan iklim di bumi contoh pencemaran lingkungan saat ini yang
sifatnya global, perhatian terhadap lingkungan semakin mendalam yang
berimplikasi pada dampak-dampaknya yang juga dapat dirasakan secara global.
Karena lapisan ozon stratosfir ini mempunyai fungsi penting dalam melindungi
kehidupan di bumi, maka adanya penipisan atau deplesi ozon menjadi suatu isu
lingkungan.
1
B. TUJUAN
Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan hujan asam, penipisan ozon penyebab-penyebab terjadinya, dan dampak
keduanya terhadap lingkungan. Setelah mengetahui segala dampaknya terhadap
lingkungan diharapkan kita dapat mengatasinya.
2
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HUJAN ASAM
Didefinisikan sebagai segala macam
hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di
bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan
memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat
bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
3
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
3
1). SUMBER
Secara
alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik,
kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas
yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di
atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam
karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat
Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari
pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak
hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya
menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.Proses yang terlibat dalam
pemecahan Asam ( catatan: bahwa hanya SO2 dan NOX memegang peran penting dalam
hujan asam).
4
Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam
sebagai berikut:
Bukti
terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat
turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4.
Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang
menghuni kolam-kolam. Setelah bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati
akan mengendap dalam lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom
akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar
kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke
masing-masing lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam
Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam
Hujan asam dilaporkan pertama kali di Manchester, Inggris, yang menjadi kota penting dalam Revolusi Industri. Pada tahun 1852, Robert Angus Smith menemukan hubungan antara hujan asam dengan polusi udara. Istilah hujan asam tersebut mulai digunakannya pada tahun 1872. Ia mengamati bahwa hujan asam dapat mengarah pada kehancuran alam. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (terutama amonia).
5
Gas-gas
yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di
atmosfer sebelum berubah menjadi aasam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya.
Masalah
hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan
industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap
yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan
asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara
regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi
di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung
memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.Terdapat hubungan
yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau.
pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau
lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan.
Asam di dalam air akan menghambat produksi
enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat
logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa
ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit
bernafas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat
oleh tingginya kadar pH. Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai
macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga
tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan
akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan
mineral-mineral penting menjadi hilang. Ion-ion beracun yang terlepas akibat
hujan asam menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak
pada timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat
menyebabkan penyakit Alzheimer.
6
6
Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun
1970-an para ilmuwan mulai mengadakan banyak melakukan penelitian mengenai
fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat
di tahun 1990-an setelah di New York Times memuat laporan dari Hubbard Brook
Experimental Forest di New Hampshire tentang of the banyaknya kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh hujan asam.
Batas nilai rata-rata pH air hujan adalah 5.6, merupakan
nilai yang dianggap normal atau hujan alami seperti yang telah disepakati
secara internasional oleh badan dunia WMO. Apabila pH air hujan lebih rendah
dari 5.6 maka hujan bersifat asam, atau sering disebut dengan hujan asam dan
apabila pH air hujan lebih besar 5.6 maka hujan bersifat basa.
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
Jenis asam
dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh
belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar
keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan
dan tanaman.
Deposisi
asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah. Deposisi kering
ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada dalam
udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat
kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di
daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam.
7
Biasanya deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber
pencemaran. Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini
terjadi apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan.
Jika turun hujan dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam.
Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang
mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke
bumi. Asam itu tercuci atau wash out. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat
jauh dari sumber pencemaran.
2). BEBERAPA PENYEBAB HUJAN ASAM
DIANTARANYA :
1. Pada dasarnya Hujan asam disebabkan
oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang
keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
Akan
tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara
alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami.
Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran
BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang
antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang
tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida
belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat.
2. NOx juga berasal dari aktifitas
jasad renik yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N
merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang
tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik sehingga
menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk N, makin tinggi pula
produksi oksida tersebut.
3. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses
kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam
serta mongering bersama debu atau partikel lainnya.
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik.
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik.
8
3).DAMPAK HUJAN ASAM PADA LINGKUNGAN ABIOTIK
a) Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan.
b) Tumbuhan dan Hewan
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati.
c) Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan.
b) Tumbuhan dan Hewan
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati.
c) Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.
d)
Kesehatan Manusia
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saat terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat.
Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saat terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
a. Bahan
Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen.
b. Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran
Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi tertentu.
9
c. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB).
d. Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
e. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen.
b. Mengurangi kandungan Belerang sebelum Pembakaran
Kadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi tertentu.
9
c. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB).
d. Pengendalian Setelah Pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.
e. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.
B. PENGERTIAN OZON
Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga
atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan
stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul
ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan
matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan
dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu
kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin
berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.
1) .Proses Terjadinya Perusakan
Lapisan Ozon
Lapisan Ozon di stratosfer menyerap radiasi
ultra-violet yang berbahaya dari matahari. Dengan bertambahnya bahan kimia
buatan manusia yang mengandung senyawa khlorin dan bromin, akan ikut merusak
molekul ozon pada lapisan ini. Teori pertama yang mendukung CFC sebagai perusak
lapisan ozon di stratosfer dikemukakan pada tahun 1974 oleh Sherwood Rowland
dan rekannya Mario Molina dari Universitas California.
10
Ozon adalah molekul dalam bentuk gas yang
terjadi secara alami yang ditemukan pada atmosfer bumi. Molekul ini dapat
menyerap panjang gelombang tertentu dari radiasi ultraviolet matahari sebelum
mencapai permukaan bumi. Pada lapisan Stratosfer radiasi matahari memecah
molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan menghasilkan radikal Khlor
dan Brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin kemudian melalui reaksi berantai
memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer, termasuk ozon. Molekul-molekul ozon
terpecah menjadi oksigen dan radikal oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan
mengurangi konsentrasi ozon di stratosfer. Semakin banyak senyawa yang
mengandung Khlor dan Brom perusakan lapisan ozon semakin parah.
2). Masalah Penipisan Lapisan Ozon
Data ilmiah telah
menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia buatan manusia, seperti CFC,
Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara dapat menyebabkan
rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfir. Berjuta-juta molekul
ozon mengalami kerusakan setiap menitnya, sehingga menyebabkan peningkatan
intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi. Apabila manusia
terpapar oleh sinar ini, maka akan mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit
kanker kulit, katarak mata, dan menurunnya ketahanan tubuh. Dengan cara yang
sama sinar UV akan menurunkan produktifitas pertanian, merusak rantai makanan
di laut, dan merusak bahan-bahan seperti plastik dan sebagainya.
Kepedulian industri,
pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat umum sangat diharapkan
untuk mengambil tindakan dalam menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya
tersebut, dengan cara mengurangi dan menghapuskan penggunaan Bahan Perusak ozon
tersebut.
11
3). Lubang Ozon
Kejadian lubang ozon stratosfer di atas
Antartika, di kutub selatan, ditemukan pada awal 1985. Pada tahun 1989,
dipastikan bahwa kemungkinan perusakan lapisan ozon dalam jumlah besar dapat
juga terjadi di daerah Kutub Utara, dan kemungkinan juga di daerah tropis.
Selama beberapa dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmos0fer mencapai
jumlah yang cukup besar sehingga jika tidak di cegah, dikhawatirkan akan
menghancurkan lapisan ozon.
4). Pengaruh Penipisan Lapisan
Ozon
Penipisan lapisan ozon menimbulkan banyak
ancaman terhadap kesehatan manusia dan kehidupan di bumi. Semakin menipisnya
lapisan ozon stratosfer akan meningkatkan bahaya akibat radiasi ultraviolet
yang mencapai permukaan bumi. Radiasi ultraviolet menimbulkan dampak pada
manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan bangunan. Dampak ini akan semakin buruk
bila kerusakan lapisan ozon terus berlangsung. Bila lapisan ozon menjadi tipis,
permukaan bumi akan lebih terbuka terhadap radiasi UV-B yang mempunyai
gelombang pendek sehingga akan merusak kehidupan. Untuk tiap 10 persen
penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi UV sebesar 20 persen.
Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada mata, meluasnya penyakit infeksi
serta pertambahan kasus kanker kulit. Demikian
juga vaksinasi terhadap
sejumlah penyakit akan menjadi kurang berhasilguna. Dengan lebih banyak radiasi
gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah, yang
dapat mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia yang menghasilkan asap
beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya gangguan saluran
pernapasan.
12
Penipisan
lapisan ozon menyebabkan banyak tanaman lambat pertumbuhannya dan sebagian
mungkin akan menjadi kerdil, hasil sejumlah tanaman budidaya akan menurun dan
hutan-hutan akan menjadi rusak. Di laut radiasi dengan intensitas tinggi akan
merusak atau membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi plankton yang
menjadi dasar dari jaringan makanan hewan laut dapat mengalami dampak buruk,
sehingga menyebabkan pengaruh berantai untuk seluruh jaringan makanan hewan
laut. Radiasi UV akan menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap
karbon dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi
gas rumah kaca di atmosfer akan meningkat yang menyebabkan pemanasan global.
13
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hujan
asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan
secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2)
di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis
asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam
tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang. Hujan asam disebabkan oleh
belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta
nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan
nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air
untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh
bersama air hujan.
Secara sedehana, reaksi pembentukan
hujan asam sebagai berikut:
Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia.
Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.
14
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim
1. 2008. Hujan Asam. Error! Hyperlink reference not valid.
Anonim 2 . 2008. Mengungkap Terjadinya Hujan Asam. http://www.menlh.go.id/ popup.php?cat=17&id=2671
Anonim 3 .2008. Penyebab, Dampak dan Upaya Pengendalian Hujan Asam. http://www.wikimu.com/News/ DisplayNews.aspx?id=4968&post=18
Anonim 2 . 2008. Mengungkap Terjadinya Hujan Asam. http://www.menlh.go.id/ popup.php?cat=17&id=2671
Anonim 3 .2008. Penyebab, Dampak dan Upaya Pengendalian Hujan Asam. http://www.wikimu.com/News/ DisplayNews.aspx?id=4968&post=18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar