Rabu, 09 Mei 2012

FLOKULATOR (Air Bersih)


PEMBAHASAN
FLOKULATOR (Air Bersih)


1.      Definisi Flokulator
Flokulator adalah alat yang digunakan untuk flokulasi. Pada hakekatnya flokulator  adalah kombinasi anatara pencampuran dan pengadukan sehingga flok-flok halus yang terbetuk pada bak pencampur cepat akan saling bertumbukan dengan paartikel-partikel kotoran atau flok-flok yang lain sehingga terjadi gumpalan-gumpalan flok yang dan stabil. Flokulasi adalah suatu proses penggabungan partikel-partikel menjadi satu sehingga ukurannya berubah menjadi besar, agar dapat disaring atau diendapkan.

2.      Fungsi Dari Alat Flokulator
Fungsi flokulator adalah untuk pembentukan flok-flok agar menjadi besar dan stabil sehingga dapat diendapkan dengan mudah atau disaring. Untuk proses pengendapan dan penyaringan maka pertikel-partikel kotoran halus maupun koloid yang ada dalam air baku harus digumpalkan menjadi flok-flok yang cukup besar dan kuat untuk dapat diendapan dan disaring.
Flokulator terbagi menjadi dua  macam:
1.    Paddle flocculator ini termasuk  jenis untuk instalasi berkapasitas sangat besar dengan kualitas air permukaan yang fluktuatif.
2.    Pipe flocculator ini termsuk jenis yang jarang digunakan di PDAM atau malah belum ada yang menerapkannya.

3.      Spesifikasi Atau Bagian-Bagian Dari Alat Flokulator
Flokulator pada prinsipnya bertugas untuk melakukan pengadukan lambat agar jangan sampai mikro flok yang sudah menggumpal pecah kembali menjadi bentuk semula, maka perlu adanya desain khusus bentuk flokulator tersebut. Flokulator ada 3 macam bentuknya. Yang pertama yakni Flokulator secara pneumatic misalnya, dirancang dengan cara mensuplai udara ke dalam bak flokulasi, cara kerjanya sama seperti yang dilakukan pada aerasi, bedanya suplai udara yang diberikan ke bak flokulasi tidak sebesar pada bak aerasi. Jenis flokulator ini jarang sekali kita temukan saat ini, tetapi yang paling sering adalah flokulator secara mekanis.
 Yang kedua yaitu Flokulator secara mekanis paling banyak kita jumpai saat ini,  bentuk serta desainnyapun bermacam-macam.Prinsip kerja jenis flokulator ini  adalah dengan cara pengadukan (mixing), karena bentuknya yang bermacam-macam inilah maka bentuk ini sangat familiar bagi seorang engineer. Bentuk yang terakhir adalah dengan Baffle, jika dibandingkan dengan 2 jenis flokulator di atas, maka jenis flokulator ini jarang atau bahkan tidak pernah kita jumpai sekarang ini, pasalnya sistem Baffle mempunyai tingkat velositas G dan GT sangat terbatas.
Cara kerja alat ini dapat dilihat pada gambar di atas, yaitu air limbah berjalan dengan cara mengitari sekat-sekat yang ada, sehingga sangat jelaslah bahwa flokulator ini tidak bisa menambah atau mengurangi velositas G dan GT, tetapi sangat tergantung dari kecepatan overflow dari bak sebelumnya yaitu dari bak kogulasi.


Contoh alat flokulator :
1.  Flocculator Mascotte
 

Gambar 1
Specification :
- Flocculator with 6 rotators
- Number of Samples : 6
- Speed : 25 - 250 rpm
- Timer : 0 to 99 minutes
- Speed Pre-Set : 2 adjustable
- Control : Touch sensitive keypad
- Speed Display : LED
- Dimensions : 750 x 210 x 460mm
- Net Weight : 17 kg
- Electric Supply : 230V, 50Hz,   200W




2.  Desain Horizontal Paddle Wheel Flocculator
 


Keterangan :
1.      Drive Motor
2.      Variable Speed Device
3.      Gear Reducer
4.      Chain & Sprocket Power Transfer
5.      Stuffing Box
6.      Flocculator Line Shafting
7.      Shaft Connections
8.     
Gambar 2
Bearings
9.      Paddle Reel Assemblies




3.  Desian Vertical Paddle Wheel Flocculator
Keterangan :
1.      Drive Motor
2.      Variable Speed Device
3.      Gear Reducer
4.      Drive Shaft Coupling
5.      Thrust Collar
6.      Radial Thrust Bearing
7.      Drive Base
8.      Paddle Reel Assemblies
9.     Bottom Steady Bearing

Gambar 3
 



4.    Cara kerja Alat Flokulator

Cara pengadukan dalam proses flokulasi ada dua cara yaitu pengadukan berdasarkan energi yang ada dalam air itu sendiri dan pengadukan berdasarkan energy mekanik dari luar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan tentang susunan dan bentuk bak flokulator yakni antara lain:
·         Bak flokulator harus diletakkan di antara bak pencampur cepat dan bak pengendapan dan lebih baik lagi jika antara bak flokulator menyatu atau bergabung jadi satu.
·         Untuk bak flokulator yang standar (bentuk persegi pamjang), harus dilengkapi dengan peralatan pengadukan atau aliran dengan sekat (baffle flow) yang berfungsi untuk mendapatkan hasil yang optimal.
·         Kecepatan pengadukan harus dapat diatur atau dikontrol agar dapat disesuaikan dengan kondisi kualitas air bakunya.
·         Keccepatan pengadukan (kecepatan putar) untuk flokulator dengan pengadukan dari luar antara 15-18 cm/detik, sedangkan untuk flokulator tipe aliran dengan sekat, kecepatan rata-rata dalam bak antara 15-30 cm/detik.
·         Bentuk dan konstruksi bak flokulator harus sedemikian rupa agar terhindar terjadinya aliran singkat atau aliran stagnan (diam).
·         Baik flokulator harus dilengkapi dengan peralatan untuk penghilangan lumpur atau lebih atau buih yang mungkin terjadi.
Berdasarkan cara kerjanya flokulator dibagi menjadi tiga yaitu:
1.    Flokulator pneumatic yakni cara kerjanya sama seperti yang dilakukan pada aerasi, bedanya suplai udara yang diberikan ke bak flokulasi tidak sebesar pada bak aerasi.
2.    Flokulator mekanis yakni cara kerjanya dengan cara pengadukan (mixing), karena bentuknya yang bermacam-macam inilah maka bentuk ini sangat familiar bagi seorang engineer.
3.    Flokulator baffle yakni cara kerjanya air limbah berjalan dengan cara mengitari sekat-sekat yang ada.
Berikut adalah tahap pemisahan flok dengan cairan flok yang terbentuk harus dipisahkan dengan cairannya, yaitu dengan cara pengendapan atau pengapungan. Bila flok yang terbentuk dipisahkan dengan cara pengendapan, maka dapat digunakan alat klarifier, sedangkan bila flok yang terjadi diapungkan dengan menggunakan gelembung udara, maka flok dapat diambil dengan menggunakan skimmer. Image Klarifier berfungsi sebagai tempat pemisahan flok dari cairannya. Dalam klarifier diharapkan lumpur benar-benar dapat diendapkan sehingga tidak terbawa oleh aliran air limbah yang keluar dari klarifier, untuk itu diperlukan perencanaan pembuatan klarifier yang akurat. Kedalaman klarifier dipengaruhi oleh diameter klarifier yang bersangkutan. Misalkan dibuat klarifier dengan diameter lebih kecil dari 12m, diperlukan kedalaman air dalam klarifirer minimal sebesar 3,0 m.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar